Mat Halil | Penanda Persebaya Yang Asli

"Ayo Lil, Goyang !!!"

Teriakan yang pasti sangat familiar bagi bonek yang sudah mendukung Persebaya sejak era 2000an awal. Dimana ketika itu bek kiri Persebaya di isi arek Banyu Urip, Mat Halil. Mat Halil yang lahir pada 3 Juli 1979 di Sidoarjo ini mengawali karir sepakbolanya di Persebaya Junior sebagai seorang striker. Pengalaman sebagai striker itulah yang membuat gaya main Halil begitu agresif dengan "goyangannya" untuk melewati lawan sebelum mengumpan atau bahkan menembak langsung ke gawang.

Mat Halil saat laga di tahun 2017 (photo dok. Goal/Abi Yazid)

Halil yang masuk ke skuad senior Persebaya pada tahun 1999 menggantikan posisi legenda Persebaya yang menjadi pelatih saat ini, Aji Santoso, yang memilih hengkang. Peremajaan skuad Persebaya sebagai  efek kegagalan meraih juara ligina 1998 dimana Persebaya dikalahkan PSIS. Oleh Rusdi Bahalwan, pelatih Persebaya ketika itu, Mat Halil tidak langsung di plot sebagai bek kiri akan tetapi ditempaatkan sebagai striker sebagaimana saat di Persebaya junior. Baru setelah berjalannya waktu Halil mematenkan posisi bek kiri meski pernah pula diplot sebagai sayap kiri pada masa pelatih Divaldo Alves.

Sebagai pemain, prestasi Mat Halil bukan sembarangan. Meraih medali emas pada tahun 2000 mengawali karir cemerlangnya. Kemudian bersama Persebaya, 2 kali juara divisi satu (setingkat liga2 sekarang-red) masing masing pada tahun 2003 dan 2006. Puncaknya pada tahun 2004 Mat Halil menjadi bagian vital bajol Ijo dalam meraih juara Liga Bank Mandiri.

Perjalanan karir yang panjang Mat Halil bersama Persebaya membuat namanya begitu lekat dengan tim berjuluk Green Force ini. Rantang waktu dari tahun 1999-2013 dia habiskan untuk membela kebanggaan warga Surabaya. Sempat setahun membela Persida Sidoarjo, pada tahun 2014, Mat Halil ke Persebaya pada masa perjuangan melawan tirani federasi dari 2014 sampai status Persebaya dipulihkan dan bisa berkompetisi kembali di tahun 2017.

Sayang sekali, ketika Persebaya statusnya bisa kembali berkompetisi, justru Mat Halil tidak bisa membela Persebaya karena harus terbentur regulasi yang membatasi pemain yang berlaga di liga2 tidak boleh lebih dari usia 35 tahun. Sedangkan Mat Halil berusia 37 tahun ketika itu.

Praktis masa bhakti Mat Halil terakhir adalah ketika membela Persebaya di Dirgantara Cup Sleman dan sukses membawa Bajol Ijo menjadi juara.

Mat Halil akan selalu dikenang sebagai ikon Persebaya. Bahkan disaat harus berjuang untuk menjaga eksistensi klub disaat akan dimatikan.

"Persebaya sing asli sing onok Halil e". Pameo sederhana yang akan selalu dikenang dan sebagai penanda bahwa Persebaya yang asli adalah Persebaya yang ada legenda bernama Mat Halil dalam sejarahnya.

Posting Komentar

0 Komentar