Dicky Kurniawan, pemain muda Persebaya yang siap diorbitkan musim ini. (Poto dok persebaya)


Coach Aji Santoso, Pelatih Persebaya, selama ini memang dikenal sebagai pelatih yang mempunyai kelebihan dalam mengendus, menemukan dan memolesnya menjadi bintang.

Melalui akademinya, ASIFA, sudah menghasilkan beberapa langganan tim nasional saat ini. Muhammad Rafli dari Arema dan Saddil Ramdani pemain Sabah FC dari liga Malaysia merupakan tempaan Asifa pada saat usia muda mereka.

Di level kepelatihan klub, nama Arif Satria yang sekarang juga merupakab punggawa tim nasional juga hasil "temuan dan didikan" Coach Aji ketika masih melatih Persela. Aji membawa Arif Satria dari tim liga 3 Persis Solo gotong royong.

Melihat sukses tersebut membuat hal ini ingin diulanginya lagi di Persebaya. Dan tanda tandanya sudah mulai nampak. Selain mengorbitkan beberapa talenta muda dari kompetisi internal seperti Akbar Firmansyah, Kemaluddin, Dicky Kurniawan dan Marselino Ferdinan yang ternyata bermain cukup gemilang di level senior saat ajang menpora cup, Aji juga mencoba memoles Frank Sokoy, pemuda papua yang sebelumnya bermain di Perseta tulungagung di liga3. Dalam ajang menpora cup, meski hanya tampil satu kali Faso menunjukkan potensinya tidak sembarangan.

Kini menghadapi liga 1, lagi lagi Aji mencoba mencari pemain muda potensial yang akan dipoles dan di olah menjadi bintang. Sebagaimana Coach Aji mengatakan pada media, "Kami ini mencari pemain bukan pemain yang sudah matang ya. Tapi cari bibit muda yang prospek ke depan."

Tentu apabila bisa menemukan dan mencetak bintang akan lebih bersahabat secara finansial dibanding membeli pemain bintang dengan harga jor joran. Selain itu pemain binaan sendiri biasanya memiliki kecintaan terhadap klub sehingga bermain bisa lebih dengan hati.